5/11/2012

Detailed Person

Detail.

Gue bukan orang yang sangat suka membuat detail, tapi gue sangat suka memperhatikan detail. Mulai dari cara orang berpakaian, berbicara bahkan cara orang mengunyah makanan. Heran? Gue juga heran sama kebiasaan ini karena gue bukan orang yang peka, tapi suka memperhatikan yang detail.

Memang, kalo orang lain bercerita tentang orang lainnya, gue akan menanyakan segala macam detail biar gue bisa membayangkan si orang itu. Gue sih biasa bilang kemampuan gue ini namanya "visual art". Maksudnya, gue akan melihat segalanya dengan lebih indah kalo itu detail. Ngaruhnya sih gue jadi suka bikin handicrafts dan semacamnya, yang perlu kejelian, kedetailan dan kesabaran tingkat tinggi, semacam bikin paper-quilling. Dan segitu pentingnya detail ini buat gue.

Gue baru menyadari ke-detail-an gue ini saat ketemu dengan beberapa teman baru. Gue sangat sangat memperhatikan mereka. Bukan memberikan perhatian dalam arti kasih sayang tapi lebih melihat apa yang mereka kenakan dan lakukan dengan seksama. Contohnya, sekali makan bareng sama seseorang, gue akan tau dia ga suka makan apa dan cara makannya akan cepet/lama, lebih suka diem/berisik, dan sebagainya.

Dan dari situ gue bisa menilai seseorang itu akan lebih baik atau buruk. Agak mengerikan sih kedengarannya. Misalnya nih, gue akan tau setelah makan bareng, apa si orang ini akan ngasi kursi buat orang lain, bantuin ngambil makanan atau engga, atau mau sekedar mangillin waitressnya atau engga. Gue adalah orang-orang yang suka melakukan itu, melakukan detail-detail yang keliatannya ga penting. Dan kalo gue digituin bisa aja gue akan inget terus sama orang itu dan jauh lebih respect bahkan jauh akan lebih memperhatikan orang ini.

Dan wow, gue akhirnya menemukan insight tentang diri gue sendiri, gue menyadari gue lebih suka sama orang-orang yang bisa melakukan detail-detail ini juga. Misalnya ada temen gue yang akan nganterin gue, paling engga sampe depan pager kosan kalo kita lagi abis jalan bareng walaupun beda arah pulangnya (mungkin karena dia merasa dia laki-laki yang harus melindungi perempuan). Sedangkan temen gue yang lainnya akan ninggalin gue begitu aja. Ini kecil, tapi gue merasa sangat tersanjung diperlakukan seperti ini (bukan berarti gue langsung suka sama dia). Atau temen gue yang lain yang akan nanyain pesenan ketika makan bareng dan bahkan akan nanyain "lo ga mau pake apa?". Gue akan jauh lebih peka dan lebih respect dengan yang seperti ini dibanding sama orang-orang yang ngomong "semangat ya nana!"

In the end, jadi orang yang detail itu bisa jadi sangat menyenangkan buat orang lain loh. =D